Pengertian Fusible Resistor dan Cara Kerjanya

Resistor yang Berfungsi sebagai Sekering

pengertian fusible resistor, cara kerja dan konstruksinya

Pengertian Fusible Resistor dan Cara Kerjanya – Fusible resistor adalah jenis resistor yang tidak hanya berfungsi sebagai pembatas arus listrik, tetapi juga memiliki kemampuan untuk putus (terbakar) seperti sekering jika arus yang melewatinya melebihi batas yang ditentukan. Dengan demikian, Fusible Resistor dapat didefinisikan sebagai jenis resistor yang memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai pembatas arus listrik dan sebagai sekering (fuse) yang dapat terputus secara otomatis jika arus listrik yang melewatinya melebihi batas yang telah ditentukan.

Komponen ini dirancang untuk melindungi perangkat elektronik dari kerusakan akibat lonjakan arus atau korsleting. Saat arus yang mengalir melebihi batas tertentu, fusible resistor akan memanas dan putus untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada rangkaian. Fusible resistor banyak digunakan dalam rangkaian elektronik untuk melindungi komponen sensitif dari lonjakan arus yang berlebihan, seperti pada power supply, televisi, dan peralatan elektronik lainnya.

Baca juga: Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya.

Karakteristik Fusible Resistor

  • Memiliki nilai resistansi tetap seperti resistor biasa.
  • Dirancang agar putus (terbakar) dengan aman saat terjadi lonjakan arus yang berlebihan.
  • Terbuat dari bahan tahan panas dan mudah terputus saat terjadi arus lebih.
  • Biasanya memiliki bentuk silinder dengan lapisan pelindung tahan api.

Cara Kerja Fusible Resistor

Cara kerja fusible resistor cukup sederhana tetapi sangat penting dalam sistem perlindungan rangkaian:

  1. Saat Arus Normal:
    • Fusible resistor bekerja seperti resistor biasa, mengontrol dan membatasi arus dalam suatu rangkaian.
  2. Saat Arus Berlebihan:
    • Jika terjadi lonjakan arus yang melebihi batas aman yang telah ditentukan, resistor akan memanas.
    • Ketika suhu melebihi batas tertentu, bahan dalam fusible resistor akan meleleh atau terbakar, sehingga memutuskan aliran listrik.
  3. Setelah Terputus:
    • Setelah terputus, rangkaian menjadi terbuka (open circuit), mencegah komponen lain dari kerusakan akibat arus berlebih.
    • Fusible resistor ini biasanya tidak bisa diperbaiki, sehingga harus diganti dengan yang baru setelah terjadi kegagalan.

Konstruksi Fusible Resistor

Fusible resistor memiliki desain khusus yang memungkinkan komponen ini bekerja dengan baik sebagai resistor sekaligus sekering. Berikut adalah bagian utama dalam konstruksi fusible resistor:

  1. Lapisan Resistif

    • Terbuat dari bahan resistif khusus seperti karbon atau logam film yang dapat terbakar atau putus saat terjadi lonjakan arus.
  2. Kawat Penghantar (Lead Wires)

    • Digunakan untuk menghubungkan resistor dengan rangkaian elektronik lainnya.
  3. Lapisan Pelindung

    • Fusible resistor dilapisi dengan bahan tahan api untuk mencegah percikan api saat terjadi kegagalan.
  4. Batasan Arus Putus

    • Nilai batas arus yang menyebabkan resistor putus biasanya tertera pada bodi resistor, misalnya 1Ω 2W Fusible berarti resistor ini memiliki nilai 1 ohm dengan daya maksimum 2 watt sebelum putus.

Aplikasi Fusible Resistor

Fusible resistor sering digunakan dalam berbagai perangkat elektronik sebagai bagian dari sistem perlindungan. Beberapa contoh aplikasinya meliputi:

  • Power Supply: Mencegah kerusakan akibat korsleting atau lonjakan arus.
  • Televisi dan Monitor: Melindungi rangkaian internal dari kelebihan arus.
  • Perangkat Audio: Menjaga komponen seperti amplifier dari arus berlebih.
  • Sistem Kelistrikan Industri: Digunakan sebagai perlindungan tambahan dalam panel kontrol.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*